Wednesday, 14 September 2016


Tuhan,
perpanjanglah daya tahanku untuk memikul beban kehidupan ini, jauhkanlah aku dari rasa putus asa, bantulah aku menemukan sumber rezeki yang besar dan lancar.
Tuhan, aku sudah rindu sejahtera.
Mohon sejahterakanlah aku.
Aamiin.
(Mario Teguh)
Status doa yang terpampang pada timeline Facebook motivator kondang itu memang terasa sangat mewakili kondisi keseharian kaum urban, yang selalu dihadapkan pada persoalan karier, cinta, cita-cita, jati diri, hingga masalah spiritual.
Adalah kaum urban, yang selalu berusaha mencari makna hidup di tengah hubungan fungsional yang tercipta dari rutinitas harian yang dihadapi.
Tekanan pekerjaan sehari-hari ditambah dengan tuntutan untuk tetap survive di tengah ketatnya persaingan, membuat sebagian besar kaum urban merasa terasing.
Kerja berangkat pagi, pulang larut malam. Tidur beberapa jam, berangkat kerja lagi ke tempat kerja, membuat sebagian besar masyarakat urban merasa dirinya sebagai mesin. Mekanis. Tak ada kesempatan untuk menikmati dan memaknai hidup.
Mereka juga merasa kesepian di tengah hiruk pikuk kota. Merasa tak berharga meskipun gaji selangit. Hidup terasa stagnan.
Karenanya tak heran banyak orang kota yang menjadi super sensitif, gampang marah, mudah tersinggung, baper, hilang motivasi, yang ujung-ujungnya membuat mereka merasa tak bahagia.
Industrialisasi dan urbanisasi telah membuat masyarakat urban kehilangan nilai-nilai tradisional, seperti kekeluargaan, kebersamaan, cinta, religiusitas dan sebagainya, yang sebelumnya dipegang.
Individualisme telah meluruhkan ikatan sosial dan kultural, yang mendorong mereka berusaha melakukan pencarian nilai-nilai yang hilang itu.
Ironi inilah yang pada akhirnya membuat masyarakat urban mencari "pelarian" yang memungkinkan mereka bisa lepas dari beragam masalah yang mereka hadapi tiap hari, meski sifatnya hanya sesaat. 
Bagi pelaku industri, kegetiran yang dirasakan masyarakat urban adalah sebuah peluang yang menjanjikan. Kondisi di mana ceruk pasar terbuka lebar yang siap dieksploitasi menjadi pundi-pundi keuntungan.
Industri motivasi
Bukan industri namanya, jika tak mampu mengubah masalah menjadi peluang. Ya, industri yang dimaksud adalah "industri motivasi", yang dijalankan oleh para motivator.
Dengan produknya berupa ceramah dan pelatihan motivasi yang disampaikan melalui berbagai media seperti talkshow, seminar, pelatihan, buku, hingga paket wisata, mereka hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat urban yang tengah dilanda oleh masalah-masalah psikologis.
Produk-produk industri motivasi tersebut juga dibungkus dengan berbagai pendekatan untuk menyasar segmen yang bervariasi.
Ada yang dibalut dengan pendekatan sekuler (Mario Teguh) seperti dengan memfokuskan pada pentingnya cinta dan ikatan-ikatan keluarga, hingga menitikberatkan pada pentingnya aspek religiusitas (AA Gatot). Ada juga yang menawarkan pendekatan dengan mengambil jalan tengah di antara keduanya.
Semua itu muaranya sama: kebutuhan psikologis masyarakat urban tercukupi. Sementara di sisi lain kegiatan akumulasi modal oleh industri motivasi, berjalan. Selama ada masyarakat urban, industri motivasi akan terus mendapatkan pasar.
Coba lihat, betapa tinggi rating dari tayangan-tayangan motivasi yang dilakukan oleh para motivator papan atas. Selain acara on air, kegiatan off air juga berhasil meraup banyak sekali peserta, hingga penyelenggaraan pelatihan digelar puluhan kali batch.
Tingginya minat atas pelatihan maupun talkshow tersebut merupakan bukti bahwa industri motivasi juga sangat paham mengenai jenis produk yang paling digemari masyarakat urban.
Sebagaimana diketahui, kelompok masyarakat ini selalu ingin mewujudkan segala sesuatu secara cepat dan tidak mau letih dalam berproses. Pekerjaan dan rutinitas harian telah menyita sebagian besar energinya.
Proses panjang menemukan kebahagiaan dengan melakoni kehidupan secara utuh dan seimbang, hampir mustahil dilakukan. Waktu terlalu berharga untuk dipakai hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
Selain itu, jalan panjang dan terjal untuk mencapai kematangan spiritual juga tak mungkin dilakoni. Lagi-lagi, hal ini terbentur pada terbatasnya waktu.
Karena itu, produk-produk yang berupa solusi instan sangatlah tepat untuk menjawab kondisi tersebut. Kata-kata motivasi yang mampu mendamaikan pikiran serta mengurai kekusutan di kepala, menjadi begitu populer.
"Berdamailah dengan masa lalumu."
"Cinta tidak pernah salah. Yang salah adalah cara kita memilih kekasih, atau cara yang salah dalam memperlakukan kekasih," adalah contoh beberapa kalimat dari motivator kelas atas, Mario Teguh yang begitu populer, utamanya bagi masyarakat urban.
Belum lagi, status di Facebook dari sang motivator yang dikutip di awal tulisan ini. Dalam waktu 4 jam setelah tulisan tersebut diposting berhasil menuai 15.300 like dan telah di-share sekitar 1.500 kali.
Di luar itu, masih banyak industri motivasi lain yang mengandalkan produk yang kurang lebih sama untuk menggaet pasar masyarakat urban, dengan pendekatan yang mungkin agak berbeda.
Hanya sebatas industri
Tumbuhnya industri motivasi di Indonesia dimotori oleh mereka yang sebelumnya bekerja sebagai profesional, seperti para CEO dan satu-dua level di bawahnya.
Selain itu, bangkitnya industri motivasi ini juga diinisiasi oleh mereka yang pernah berkecimpung di dunia bisnis, baik mereka yang berhasil maupun yang gagal.
Rata-rata dari pelaku industri ini memiliki kemampuan public speaking yang excellent dan penampilan yang meyakinkan. Mereka juga melakukan self branding untuk menyasar segmen yang dibidiknya.
Para motivator kelas atas gaya bicaranya tak meledak-ledak, namun mengalir, tegas, dan sangat paham kapan harus memberi penekanan pada materi yang disampaikannya.
Saking mantapnya, tak sedikit yang memosisikan mereka tak sekedar sebagai motivator. Lebih dari itu, mereka adalah idola yang setiap perkataannya bagai sebuah sabda yang penting untuk dijalankan.
Mereka rata-rata juga punya asisten yang hampir setiap hari mendampingi ke manapun sang motivator memberikan pelatihan. Tingginya intensitas interaksi dengan motivator, membuat si asisten paham seluk beluk industri ini.
Sehingga tak jarang para asisten ini kemudian mendirikan perusahaan baru di bidang yang sama. Mereka menawarkan tarif yang lebih kompetitif, namun dengan materi yang kurang lebih sama dengan motivator kondang.
Begitulah ranah bisnis ini berkembang, hingga membuat industri motivasi cukup bergeliat di Indonesia.
Kelebihan industri motivasi ini adalah mereka mampu memosisikan diri layaknya lembaga tradisional (seperti keluarga, gerakan keagamaan/spiritual, dsb) yang menjadi rujukan atas nilai-nilai yang dicari oleh masyarakat urban.
Kemampuan meyakinkan orang lain yang ditunjang dengan kalimat-kalimat puitis, membuat kaum urban lupa bahwa para motivator itu adalah pelaku industri yang tumbuh karena ada permintaan. Ada hukum ekonomi di balik munculnya para motivator ini.
Meski jelas-jelas ini adalah industri, terkadang masyarakat urban tak mampu membedakan mana lembaga tradisional dan mana industri.
Karena kaburnya batas-batas tersebut, ekspektasi masyarakat urban terhadap pelaku industri motivasi terlampau tinggi. Bahwa apapun yang dilakukan oleh motivator, haruslah sama seperti yang diucapkannya saat memberi ceramah.
Padahal, itu semua salah kaprah...
Seperti seorang penjual kopi enak yang didatangi ratusan pelanggan tiap harinya. Belum tentu si pedagang kopi suka minuman tersebut. Bisa saja asam lambung si pedagang akan kumat ketika dia menyeruput kopi.
Lainnya, penjual tongseng kambing tidak wajib untuk menyukai masakan yang dia bikin sendiri. Karena, jika dia makan makanan tersebut, kolesterolnya akan naik. Tapi karena pembeli senang dengan masakannya, dia terus membuat tongseng.
Di sinilah posisi konsumen. Dia berhak mendapatkan sesuatu dari produsen untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen berhak puas. Namun demikian, konsumen tak berhak untuk memaksa si penjual menyenangi barang-barang yang dijualnya.
Begitulah analogi sederhananya. Karena itu, sungguh bukanlah hak saya, Anda, maupun masyarakat urban lainnya untuk menuntut para motivator berperilaku seperti apa yang disampaikannya dalam ceramah, talkshow, serta yang ditulisnya dalam buku.
Bagaimanapun, semua yang disampaikan para motivator pada dasarnya adalah komoditas yang diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar.
Karena hanya komoditas, nikmatilah hingga puas apa yang disampaikan, tanpa harus terbebani dengan menuntut mereka melakukan hal yang sama dengan yang diucapkannya.
Salam super!

Inspirasi Oleh: Bambang Priyo Jatmiko Wartawan dan penjaga gawang Desk Ekonomi Kompas.com

Thursday, 8 September 2016


Ario Kiswinar Teguh mengejutkan banyak pihak. Dirinya muncul dan mengaku sebagai anak Mario Teguh ‘yang tidak dianggap’.Pengakuan ini ia sampaikan langsung di acara Hitam Putih. Bukan tanpa bukti, Kiswinar mengatakan jika dirinya merupakan anak Mario Teguh dari istri sebelumnya.

Pembawa acara Hitam Putih Dedi Corbuzier membantu Kiswinar untuk mengungkap perihal kebenaran kabar tersebut.

Berikut fakta-fakta yang diungkap Ario diacara yang dipandu Deddy Corbuzier itu:
  1.  Bukti administrasi, Saat tampil diacara HITAM PUTIH Ario membawa sejumlah bukti. Ada Kartu Keluarga (KK), akte kelahiran, akte nikah hingga foto-fotonya bersama sang ayah.
  2.  Ayah Ibu, Dalam akta kelahiran dan KK terungkap jika Ario lahir dari pasangan Sis Maryono Teguh dan Aryani Seonarto namun di KK tertulis Aryani Teguh. Mario dan Aryani menikah di Malang, Jawa Timur.
  3. Mulai tak diakui, Kiswari lahir di Jakarta 29 April 1986. Sejak 13 tahun yang lalu Ario Kiswinar sudah tidak diakui lagi sebagai anak oleh Mario. Hal itu diungkapkan Mario kepada keluarganya. Mario dan Aryani bercerai 1993 saat itu Kiswinar baru berusia 7 tahun.
  4. Penyebab perceraian, Kiswinar mengaku orang tuaya bercerai karena ada orang ketiga. Ia enggan membeberkan siapa orang ketiga yang dimaksud. Sejak itu Kiswinar dibesarkan oleh ibunya.
  5. Pertemuan terakhir, Kiswinar mengaku terakhir kali saat dia berumur 17 tahun. Waktu itu ketemu untuk minta santuann biaya kuliah tapi tidak diberi uang. Bahkan dia tak tahu dimana rumah ayahnya. Pernah mencoba menelpon tapi tidak nyambung.
  6. Percakapan Terakhir, Inilah kata-kata terakhir Mario saat bicara dengan Kiswinar via telepon “Tak usah cari papa. Kita tak usah ketemu dulu”.
  7. Kegiatan Kiswinar, Kegiatan Kiswinar sehari-hari saat ini adalah mengajar (guru seni rupa) dan juga usaha sendiri. Beginilah cara Kiswnar bertahan hidup. “Itu semua karena mama, Mama hebat,” katanya.

Dijelaskan Kiswinar, dirinya angkat bicara untuk memberikan KLARIFIKASI. Pasal, kabar yang seharusnya menjadi bahasan internal keluarga sudah menjadi konsumsi publik.
“Saya awalnya tidak tahu, tapi saya dapat informasi dari teman-teman saya ini sudah jadi pemberitaan. Kemudian, ada juga klarifikasi dari pihak sana (Mario Teguh) yang menyebutkan dia hanya punya dua anak. Inilah alasan saya kenapa akhirnya bicara,” papar Kiswinar.

Tiga bulan yang lalu, sebelum pengakuan Ario Kiswinar Teguh menjadi Heboh, Mario sempat buka bukaan melalui Fanpagenya pada facebook “Mario Teguh", Motivator kondang tersebut menjelaskan dirinya hanya memiliki dua anak, dari pernikahannya dengan Linna Teguh (Minggu,29/05/2016) yaitu Audrey Teguh dan Marco Teguh.

Selain keduanya, jika ada mengakui dirinya sebagai ayah, Mario memastikan bukan anaknya.

Berikut unggahan Mario selengkapnya.
“Ini keluarga Mario Teguh
Seorang anak laki laki memang seharusnya lebih mirip wajahnya dengan wajah ayahnya, dan terima kasih Tuhan – putri kami mirip juga dengan ibunya, meskipun banyak juga yang mengatakan Audrey mirip saya
Tapi mereka masing masing memiliki sifat sifat dan kualitas kualitas kami dalam tingkat tingkat dan focus focus yang berbeda.
Saya juga pernah mendengar bahwa anak laki laki biasanya memiliki kecerdasan yang mirip atau lebih tinggi daripada ayahnya, jika sejak muda dia disiplin dalam pola hidup yang baik.
Dan anak wanita biasanya memiliki kreatifitas ayahnya dan kualitas kepemimpinan dari Ibunya.
Audrey adalah anak pertama saya, dan Marco adalah anak kedua saya.
Saya tidak memiliki anak selain kedua anak muda itu.
Kalau ada yang katanya anak saya, selain Audrey dan Marco, pasti ayahnya bukan saya dan ibunya bukan Ibu Linna.
Kami sudah menikah lebih dari 23 tahun dan tidak sehari pun terpisah, dan memiliki satu sama lain sebagai yang satu satunya.
Saya tidak menduakan ibu Linna, dan menyerahkan semua uang dan harta keluarga kepadanya karena saya harus membuktikan nasihat saya tentang memuliakan wanita dan agar saya bisa berfokus melakukan yang terbaik dalam pelayanan saya kepada sesama.
Semoga Anda yang masih muda tidak membuat kesalahan yang membatasi pilihan
Aamiin
Salam sayang dari Ibu Linna dan saya di Amelia Island, Florida.

Ario Kiswinar Teguh menegaskan, dirinya tak peduli jika nantinya dicap mencari sensasi. Akan tetapi, pengakuannya ini hanya untuk mengungkapkan kebenaran.

Menanggapi kabar ini, Mario Teguh akhirnya angkat bicara terkait pengakuan Ario sebagai anaknya yang dibuang.
Klarifikasi tersebut disampaikan Mario dalam acara Sapa Indonesia Pagi di Studio KOMPAS TV, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (9/9/2016).

Mario mengatakan bahwa Ario sendirilah yang tidak mengakui bahwa dirinya adalah ayahnya.
Hal itu, imbuh Mario, terungkap dalam pertemuan saat usia Ario beranjak 17 tahun, tepatnya setelah ulang tahun ke-17 Ario.
"Bayangkan, jika anak yang Anda sayangi mengatakan bahwa dia bukan anak Anda, tapi anak laki-laki lain," ujar Mario.
Hal itu, menurut Mario, justru berdasarkan yang dikatakan oleh mantan istrinya, Ariani, kepada Ario Kiswinar Teguh.
Bahkan, kata Mario, Ariani berulang kali mengatakan kepada dirinya bahwa 'Ario Kiswinar Teguh bukan anakmu'.
"Ini tidak menuduh bahwa ibu Ariani punya hubungan dengan laki-laki lain, saya pencemburu, kami sering bertengkar tentang kecurigaan dengan laki-laki lain. Saya bercanda, ini anak kok bukan kayak aku ya, rambutnya ikal. Ariani marah, lama-lama keluar omong kalau Ario bukan anakmu," ujar Mario.

Singkat cerita, Mario pun berulang kali dirinya meminta untuk tes DNA, namun berulang kali pula ditolak oleh sang ibu.

Untuk itu melalui Kompas TV, Mario mengundang Ario Kiswinar Teguh untuk melakukan tes DNA.
"Ayo kita tes DNA, kamu tahu dimana saya, mari kita tes DNA, apapun hasilnya, biarlah itu menjadi pembicaraan di antara kita," ujar Mario.

Lalu, Mario berkata, "Ario, kalau kamu yakin kamu anakku, kamu datang bawa bukti surat-surat itu dan bilang 'papa aku anakmu'."
"Tapi, kamu tidak tidak datang kepada saya selama ini. Kamu itu bukan anak yang ditelantarkan, tapi bapak yang menelantarkan dirinya sendiri."
"Kamu sebutkan nama mr x yang jadi bahan pertengkaran saya dan ibumu, kamu katakan bahwa kamu bukan anak saya."

Tak hanya itu, Mario juga menyebutkan bahwa nama Mr X terdapat di dalam penggalan nama Ario Kiswinar Teguh.


Dari berita yang MENGHEBOHKAN ini saya teringat pada kejadian di waktu yang lalu, pada tanggal 20 Februari 2010, Mario Teguh, seorang motivator ulung, mengeluarkan sebuah tulisan di Twitter #MTOF yang mengundang kontroversi. Tulisan itu berbunyi sebagai berikut.
“Wanita yang pas untuk teman pesta, clubbing, bergadang sampai pagi, chitchat yang snob, merokok n kadang mabuk – tidak mungkin direncanakan jadi istri”
Banyaknya komentar-komentar yang kurang santun akhirnya membuat Mario Teguh menutup akun Twitter-nya tersebut.
Selanjutnya, saya membaca perbincangan Bapak Mario Teguh dengan istrinya seputar Twitter tersebut. Saya rasa, penjelasan Mario Teguh kepada istrinya tersebut cukup menarik untuk dicermati. Berikut adalah kutipan penjelasan beliau.
Benar atau salah, tetapi jika orang merasa tidak damai karena kebenaran yang kita sampaikan, kita harus meminta maaf.
Kegundahan orang lain kepada kita, saat kita menyampaikan kebenaran, adalah perintah untuk memperbaiki cara dalam menyampaikan kebenaran.
Kita tidak boleh memaksakan cara dalam menyampaikan kebenaran, karena itu akan mengakibatkan orang yang membutuhkan perbaikan hidup itu justru mencemoohkan kebenaran.
Kita tidak boleh meminta maaf atas kebenaran yang kita sampaikan, tetapi kita harus meminta maaf jika kekurang-mampuan kita dalam menyampaikannya mengganggu kedamaian orang lain.
Kita tidak boleh menjadi penyampai kebenaran yang justru membuat orang menjauhi kebenaran.
Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari kasus ini.
1. Saya setuju dengan pernyataan Pak Mario: “Kita tidak boleh menjadi penyampai kebenaran yang justru membuat orang menjauhi kebenaran.” Di satu sisi, kita memang harus menyampaikan kebenaran, tetapi kita juga harus menyampaikan kebenaran tersebut dengan cara yang baik, yang membuat orang lain semakin mendekati kebenaran, dan bukan malah menjauhinya.
2. Saya pribadi PERCAYA dan setuju dengan Pengakuan Ario Kiswinar Teguh tersebut, Meskipun menurut saya, mungkin cara penyampaian melalui Media Televisi dan dipublisasikan secara luas ke masyarakat Umum tidak tepat karena hal ini sejatinya masalah INTERNAL KELUARGA yang bisa diselesaikan secara ARIF dan BIJAKSAA.
3. Berhati-hatilah dalam menulis dan memberi tanggapan di Media Sosial (Internet) perihal hal ini, terutama masalah “tulisan yang lepas dari konteks”. Jagalah sebisa mungkin agar sebuah tulisan tidak akan menimbulkan salah paham yang terlalu jauh bahkan jika dilepaskan dari konteks-nya, karena mungkin saja ada orang yang meng-copy tulisan kita tanpa ikut meng-copy tulisan lain yang menjadi konteksnya.
4. Saya akan salut kepada Ario Kiswinar Teguh dan Mario Teguh JIKA  mau saling Bertanggung jawab atas timbulnya kasus ini, meskipun menurut saya, dalam kasus ini Mereka berdua tidak salah. Tidak banyak orang yang mau bertanggung jawab atas perbuatannya yang mungkin tidak sengaja melukai orang lain, apalagi jika dia tahu bahwa perbuataannya tidak salah.
5. Adam Khoo mengatakan “To Be Somebody, Prepared To Be Loved… And Be Hated”. Tidak semua orang akan senang dengan kebenaran yang kita sampaikan. Pasti akan ada saja orang yang tidak senang, terutama orang yang merasa tersindir oleh tulisan ataupun pemberitaan tersebut. Kita takkan dapat menyenangkan semua orang. Kita harus siap untuk dicintai dan dibenci oleh sebagian orang. Namun demikian, janganlah kita juga membenci orang-orang yang membenci kita. Itulah yang membedakan kita dengan mereka.

Jadi akan sangat ARIF dan BIJAKSANA jika masing-masing pihak mengedepankan KOMUNIKASI dan KESEPAHAMAN agar Masyarakat tidak menjadi ANTIPATI dengan sesuatu hal yang MENGAJARKAN KEBAJIKAN.


Salam SUPER

Saturday, 6 August 2016




Pengertian  “ PEGAWAI TETAP ” menurut HRD dan Pajak.

Sebelum mengenal lebih jauh tentang Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh21), kita harus mengerti apa yang dimaksud dari “Pegawai Tetap” berdasarkan ketentuan perundangan pajak yang berlaku. Karena jenis pegawai akan sangat berpengaruh dalam menghitung besaran pajak karyawan.

“Pegawai Tetap” menurut HRD.
Biasanya bagian HRD mengartikan pegawai tetap sama seperti karyawan tetap. Dengan kata lain, melihat dari status karyawannya. Jika Karyawan Tetap berarti termasuk Pegawai Tetap, sedangkan untuk Karyawan Kontrak dan Percobaan digolongkan menjadi Pegawai Tidak Tetap.
Tidak ada salahnya untuk pengertian ini (dalam hal pendataan data kepegawaian), tetapi untuk penentuan Pegawai Tetap untuk perhitungan PPh21 seharusnya tidak demikian.

“Pegawai Tetap” menurut Pajak.
Pegawai Tetap dilihat bukan dari status karyawannya, melainkan dilihat dari tata cara memperoleh penghasilan yang diterima oleh karyawan.
Sesuai PER 32/PJ/2015, Pasal 1 Angka 10, yang berbunyi :“Pegawai Tetap adalah Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jangka waktu tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk jangka waktu tertentu yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur”.

Dengan melihat bunyi Pasal 1 diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.Karyawan Tetap.
Termasuk dalam pengertian “Pegawai Tetap” (menurut ketentuan pajak), karena karyawan tersebut menerima atau memperoleh penghasilan dalam jangka waktu tertentu secara teratur.

2.Karyawan Kontrak dan Percobaan.
Termasuk dalam pengertian “Pegawai Tetap” (menurut ketentuan pajak), karena selain memperoleh penghasilan dalam jangka waktu tertentu secara teratur, karyawan tersebut bekerja berdasarkan kontrak kerja dalam jangka waktu tertentu.

5 Jenis Objek PPh21 Yang Sering Dipertanyakan.

1.Uang Lembur termasuk “ Penghasilan Teratur ” atau “ Penghasilan Tidak Teratur ” ?
Walaupun nominal Uang Lembur yang diperoleh karyawan secara fluktuatif (naik turun), Uang Lembur dalam ketentuan perpajakan termasuk dari “Penghasilan Teratur”. Hal ini dijelaskan dalam PER 32/PJ/2015, Pasal 5 ayat (1) huruf a, yang berbunyi :“Penghasilan Teratur adalah penghasilan berupa gaji atau upah, segala macam bentuk tunjangan dan imbalan dalam bentuk nama apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemberi kerja, termasuk uang lembur.”
Jadi, menurut ketentuan perpajakan, Uang Lembur termasuk dalam pengertian Penghasilan Teratur. Yang selanjutnya, Atas Penghasilan teratur ini akan dilakukan penyetahunan (dikali 12).

2.BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Hari Tua.
Iuran BPJS Jaminan Hari Tua terdiri dari 2 jenis, yakni :
 1. BPJS JHT yang dibayarkan oleh pemberi kerja (sebesar 3,7%), dan
 2.BPJS JHT yang dibayarkan oleh karyawan sendiri (sebesar 2%).
Dalam penerapan perhitungan PPh21, BPJS Jaminan Hari Tua ini sering menjadi tanda-tanya besar, bahkan kebanyakkan orang yang kami jumpai belum mengetahuinya.

Berikut dijelaskan dalam 2 poin dibawah.
a)      BPJS Jaminan Hari Tua dibayar oleh pemberi kerja (sebesar 3.7%).
Objek ini seringkali dianggap sebagai Objek Penambah Perhitungan PPh21, padahal dengan jelas dalam ketentuan perpajakan telah diatur, bahwa BPJS Jaminan Hari Tua yang dibayarkan oleh pemberi kerja, bukan merupakan objek penambah penghasilan dalam perhitungan PPh21.Berikut dasar hukumnya :UU No. 36 tahun 2008, Pasal 4 ayat (3) huruf g, mengatakan :“Yang dikecualikan dari Objek Pajak adalah iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayarkan oleh pemberi kerja maupun pegawai”.Dan dipertegas di dalam ketentuan pelaksanaannya,PER 32/PJ/2015 Pasal 8 ayat (1) huruf c, mengatakan :“Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh21 adalah iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayarkan oleh pemberi kerja”.

b)     BPJS Jaminan Hari Tua dibayarkan oleh karyawan (sebesar 2%).
Untungnya BPJS Jaminan Hari Tua yang dibayarkan oleh karyawan, kebanyakkan orang sudah benar dalam menerapkan perhitungan PPh21. Yakni merupakan Objek Pengurang Penghasilan Bruto.Sesuai yang dijelaskan dalam UU No. 36 tahun 2008, Pasal 6 ayat (1)
huruf c, berbunyi :“Berdasarkan Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan,termasuk iuran kepada dana pension yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan”.
Dan dipertegas di dalam ketentuan pelaksanaannya PER 32/PJ/2015, Pasal 10 ayat (3), berbunyi: “Besaran Penghasilan Netto bagi Pegawai Tetap adalah Penghasilan dikurangi dengan Biaya Jabatan dan Iuran Dana Pensiun yang dibayarkan oleh pegawai.”

3.BPJS Jaminan Pensiun.
Iuran BPJS Jaminan Pensiun terdiri dari 2 jenis, yakni :
1. BPJS Jaminan Pensiun yang dibayarkan oleh pemberi kerja (sebesar 2%), dan
2.BPJS Jaminan Pensiun yang dibayarkan oleh karyawan sendiri (sebesar 1%).

BPJS Jaminan Pensiun dibayar oleh pemberi kerja (sebesar 2%).
Objek ini seringkali dianggap sebagai Objek Penambah Perhitungan PPh21, padahal dengan jelas dalam ketentuan perpajakan telah diatur, bahwa BPJS Jaminan Pensiun yang dibayarkan oleh pemberi kerja, bukan objek penambah penghasilan dalam perhitungan PPh21.
Berikut dasar hukumnya : UU No. 36 tahun 2008, Pasal 4 ayat (3) huruf g, mengatakan :
“Yang dikecualikan dari Objek Pajak adalah iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayarkan oleh pemberi kerja maupun pegawai”.
Dan dipertegas di dalam ketentuan pelaksanaannya,PER 32/PJ/2015 Pasal 8 ayat (1) huruf c, mengatakan : “ Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh21 adalah iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayarkan oleh pemberi kerja”.

BPJS Jaminan Pensiun dibayarkan oleh karyawan (sebesar 1%).
BPJS Jaminan Pensiun merupakan Objek Pengurang Penghasilan Bruto.Sesuai yang dijelaskan dalam UU No. 36 tahun 2008, Pasal 6 ayat (1) huruf c, berbunyi :“Berdasarkan Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, termasuk iuran kepada dana pensiunyang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan”.
Dan dipertegas di dalam ketentuan pelaksanaannya.PER 32/PJ/2015, Pasal 10 ayat (3), berbunyi:“Besaran Penghasilan Neto bagi Pegawai Tetap adalah Penghasilan dikurangi dengan Biaya Jabatan danIuran Dana Pensiun yang dibayarkan oleh pegawai.”

4.BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian tergolong Premi Asuransi. Premi Asuransi ini yang dapat dinikmati kapanpun jika terjadi hal-hal tertentu yang telah ditentukan. Walaupun Premi Asuransi ini tidak diterima oleh karyawan dalam bentuk uang, Premi Asuransi termasuk
dalam objek penambah penghasilan dalam perhitungan PPh21.Sesuai ketentuan UU No. 36 tahun 2008, Pasal 4 ayat (1) huruf n, mengatakan :“Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk Premi Asuransi.”

Dan dipertegas di dalam Lampiran PER32/PJ/2015, Bagian Kedua, Perhitungan pajak atas penghasilan pegawai tetap dengan memperhitungkan Premi Asuransi yang dibayarkan oleh pemberi kerja.

5.BPJS Jaminan Kesehatan (JK).
Iuran BPJS Jaminan Kesehatan terdiri dari 2 jenis, yakni :
  1. BPJS Jaminan Kesehatan yang dibayarkan oleh pemberi kerja (sebesar 4%), dan
  2. BPJS Jaminan Kesehatan yang dibayarkan oleh karyawan sendiri (sebesar 1%).

BPJS Jaminan Kesehatan dibayar oleh pemberi kerja (sebesar 4%).
Objek ini perlakuannya sama seperti BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. BPJS Jaminan Kesehatan yang dibayarkan oleh pemberi kerja (sebesar 4%) merupakan objek penambah penghasilan dalam perhitungan PPh21. Karena BPJS Jaminan Kesehatan ini termasuk dalam pengertian Premi Asuransi.Sesuai ketentuan UU No. 36 tahun 2008, Pasal 4 ayat (1) huruf n, mengatakan : “Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk Premi Asuransi.”
BPJS Jaminan Kesehatan dibayarkan oleh karyawan (sebesar 1%).

Objek BPJS Jaminan Kesehatan yang dibayarkan oleh karyawan (sebesar 1%), 
bukan merupakan objek pengurang penghasilan bruto. Karena yang boleh menjadi objek pengurang penghasilan bruto hanya 2 objek saja, yakni Biaya Jabatan dan Iuran Dana Pensiun.
Sesuai PER 32/PJ/2015, Pasal 10 ayat (3), mengatakan :“Besaran Penghasilan Neto bagi Pegawai Tetap adalah Penghasilan Bruto dikurangi dengan Biaya Jabatan dan Iuran Dana Pensiun yang dibayarkan oleh Pegawai”

Apalagi dalam UU Penghasilan juga dipertegas.UU No. 36 tahun 2008, Pasal 9 ayat (1) huruf d, mengatakan :“Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap tidak boleh dikurangkan oleh Premi Kesehatan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak.”

Ringkasan

YANG TERMASUK PENGHASILAN BRUTO :
           1.GAJI PENSIUN ATAU THT/JHT
     2.TUNJANGAN PPh
           3.TUNJANGAN LAINNYA UANG LEMBUR DSB
           4.HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA
           5.PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA
BPJS JAMINAN HARI TUA (3.7%) - Pemberi Kerja
BPJS JAMINAN PENSIUN (2.0%) - Pemberi Kerja
BPJS JAMINAN KECELAKAAN KERJA (0.24%) - Pemberi Kerja
BPJS JAMINAN KEMATIAN (0.30%) - Pemberi Kerja
BPJS JAMINAN KESEHATAN (4%) - Pemberi Kerja
          6.PENERIMA DALAM BENTUK NATURA
          7.JUMLAH (1 sd 6)
          8.TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PROSUKSI, THR
          9.JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (7+8)

YANG TERMASUK PENGURANGAN :
   10.BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PH. ANGKA 7
   11.BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PH. ANGKA 8
   12.IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT / JHT
BPJS JAMINAN KESEHATAN (1.0%) - Pegawai
BPJS JAMINAN JAMINAN HARI TUA (2.0%) - Pegawai
BPJS JAMINAN PENSIUN (1.0%) - Pegawai
        13.JUMLAH PENGURANGAN (10+11+12)

             Semoga bermanfaat bagi rekan rekan di dunia HRD atau payroll.........




Monday, 25 July 2016


Smartphone syndrome adalah jebakan yang membuat kita terpelanting dalam “shallow work” atau : aktivitas dangkal yang menghabiskan waktu, namun ternyata sama sekali tidak berdampak pada peningkatan skills, nasib dan income kita.
Mungkin banyak orang kian terperangkap dalam smartphone sydrome itu. Mungkin Anda juga salah satu korbannya yang termehek-mehek dalam aktivitas non produktif, saat smartphone selalu ada dalam genggamanmu.
Dalam narasi yang renyah ini, kita akan membahas empat solusi ampuh yang membuat kita bisa mengelak dari jebakan smartphone yang mematikan produktivitas.
Smartphone explosion memang telah memberikan impak masif terhadap cara kita menjalani kehidupan. Kini orang lebih banyak mengakses internet dari mobile smartphone dibanding dari dekstop atau PC.
Smartphone addiction – mungkin telah banyak orang yang terperangkap didalamnya. Banyak orang berjam-jam menatap layar smartphone, acap tanpa sadar bahwa semuanya itu sama sekali tidak berdampak pada perubahan skills, nasib dan income-nya. Sad but so true.
Berikut 4 kiat jitu untuk membuat kita lepas dari smartphone syndrom yang bukan hanya merampas waktu produktif kita, namun juga “merusak” ketajaman sel otak kita.
Smartphone Solution # 1 : Switch Off Your Gadget.
Solusi pertama ini simpel : kita punya jadwal dimana kita secara sadar mematikan gadget kita, dan kemudian lebih baik mengalokasikannya untuk hal lain yang lebih strategik dan meaningful.

Misal saya punya ritual sederhana. Setiap malam sebisa mungkin saya tidak menggunakan smartphone; dan lebih banyak mengalokasikan waktu malam saya untuk membaca buku-buku dan majalah bisnis yang berkualitas. Melakukan deep reading dan deep thinking. (Kalau malam, saya tidak pernah nonton televisi sejak 7 tahun lalu).
Membaca buku dan majalahnya pakai kertas – sebab sel otak Anda akan lebih fokus dan lebih tahan berlama-lama saat membaca buku kertas, dibanding via ebook reader/Kindle/tablet.
Melatih otak Anda untuk melakukan deep reading dan deep thinking itu penting agar sel otak Anda selalu tajam dan kreatif.
Saat Anda terlalu sering klik ini klik itu di smartphone Anda, maka justru kemampuan deep thinking itu pelan-pelan mati. Digantikan dengan “pola pikir yang serba melompat dan dangkal”.
Wajar jika Anda kemudian sering gagal berpikir kreatif dan gigih berusaha untuk mengubah nasib. Sebab otak Anda sudah diracuni oleh smartphone yang mendorong Anda untuk suka berpikir melompat-lompat, dan tidak fokus/tekun mendalami sesuatu.
Maka agar otak Anda semakin tidak diracuni smartphone, alokasikan waktu tertentu Anda untuk mematikan gadget. Dan lakukan sesuatu yang lebih berharga : deep reading, deep thinking atau juga melakukan deep working (kerja fokus yang bisa mengubah nasib, dan tidak terdistraksi smartphone).
Smartphone Solution # 2 : Think about Your Skills Improvement
Banyak orang terjebak berjam-jam, buang waktu menatap screen smartphone tanpa dampak apa-apa karena ini : mereka tidak tahu pengetahuan dan skills apa yang mau mereka tingkatkan.

Itulah kesalahan fatal banyak orang : mereka tidak tahu apa life goals mereka, tidak paham roadmap untuk mencapai sasaran itu; dan sama sekali tidak paham SKILLS dan KNOWLEDGE apa yang harus dilacak untuk wujudkan sasaran hidup mereka itu.
Akibatnya, mereka menghabiskan waktu via smartphone tanpa TUJUAN JELAS mau ngapain. Wajar jika mereka mudah terjebak dalam kegoblokan kolektif seperti demam Pokemon.
“Visi dan misi” Anda menggunakan smartphone tidak jelas; remang-remang seperti gambaran masa depan Anda. Doh.
Be more productive with your smartphone.
Contoh : saya paham tujuan bisnis online saya seperti apa. Dan juga sadar ilmu dan skills apa yang harus saya gali untuk wujudkan tujuan itu. Salah satunya adalah ilmu email marketing.
Maka saat saya senggang dan menatap screen smartphone, saya bisa habiskan waktu untuk membaca puluhan artikel tentang email marketing dari puluhan blog luar negeri.
Waktu yang saya habiskan di depan layar smartphone berubah menjadi proses pembelajaran yang amat masif. Dan dampaknya bagi peningkatan skills dan income saya, juga akan sangat masif. Bukan seperti berburu Pokemon di taman kuburan.
Maka : pikirkan skills dan pengetahuan apa yang krusial bagi perbaikan nasib Anda. Selalu pikirkan skills dan pengetahuan ini. Dan setiap Anda browsing smartphone Anda, selalu luangkan waktu untuk mempelajari informasi online yang membantu peningkatan skills tersebut.
Bukan malah terjebak membaca dan sibuk share informasi hoax di grup WA, yang isinya abal-abal bin katrok dan tidak ada pengaruhnya sama sekali bagi peningkatan penghasilan Anda.
Smartphone Solution # 3 : Eliminate Online Noises
Karena tidak punya “visi dan misi smartphone” yang jelas, maka banyak orang terjebak dalam “online information overload” yang acap isinya sampah dan abal-abal.

Banyak orang sibuk membaca dan bahkan share informasi online di grup WA dan Facebook, meski isi informasinya hoax dan tidak valid.
Kenapa orang Indonesia cenderung mudah share berita hoax? Simpel : karena kebanyakan orang Indonesia malas membaca buku-buku berkualitas. Wajar daya intelektualitasnya rendah dan mudah “tertipu” infomasi hoax bin katrok.
Memang informasi hoax itu acap memuat istilah ilmiah supaya keliahatan saintifik. Padahal bukan. Itu namanya “pseudo-science” : mau sok limiah padahal ilmu abal-abal. Ilmu klenik.
Saran saya : kurangi grup WA Anda. Fokus saja pada grup yang produktif dan isinya mencerahkan. Bukan grup yang isinya ngalor ngidul ndak jelas dan hanya buang-buang waktu tak produktif.
Unfollow juga akun Twitter yang tidak bermanfaat. Unfollow dan unfriend teman di Facebook yang isi statusnya dangkal dan hanya buang-buang waktu Anda untuk membacanya.
Untuk Facebook ada fitur bagus yang saya manfaatkan. Nama fiturnya “see first”.
Cara kerjanya begini. Pertama, saya identifikasi 20an akun (baik personal dan page) yang saya suka, misal : akun Facebook Official Bill Gates, majalah Harvard Business Review, Forbes, Psychology Today, dan lain-lain.
Lalu saya datangi satu per satu akun itu. Nah dalam menu follow setiap akun akan ada pilihan yang disediakan Facebook: default dan see first. Saya pilih see first.
Hasilnya amazing. Kini, setiap saya buka beranda Facebook saya, maka yang muncul adalah status-status amazing 20 akun yang saya pilih itu. Yang isinya mencerahkan.
Beranda Facbeook saya jadi “bersih” dari informasi sampah, dan share berita hoax yang kadang muncul dari teman entah siapa.
Wall FB saya juga bebas dari ratusan selfie ndak jelas yang sama sekali tidak punya pengaruh terhadap perubahan nasib dan income saya .
Smartphone Solution # 4 : Use Your Smartphone to Spread Inspiring Knowledge
Solusi yang terakhir ini mungkin salah satu cara paling smart dalam menggunakan smartphone. Yakni : menggunakan medium digital pintar ini untuk berbagi ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi sesama.

Itu yang coba saya lakukan selama ini : setiap Senin saya berusaha menyajikan ilmu renyah di blog ini, yang lalu bisa Anda baca via layar smartphone Anda.
Melalui layar smartphone dan beragam channel social media (blog, Facebook, Twiter) kita bisa ikut mendistribusikan ilmu dan pengetahuan yang berharga – demi ikut mencerdaskan kehidupan bangsa ini.
Dengan cara itu kita bisa membuat user smartphone menjadi makin smart, bukan malah makin bodoh dan malas berpikir.
Demikianlah, 4 SMARTPHONE SOLUTIONS yang layak Anda kenang dan praktekkan.
Use your smartphone smartly and wisely.
Be a smarter smartphone user.




Categories

Blog Archive

Powered by Blogger.

Followers

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Our Facebook Page

Popular Posts